SUARAJAMBI.COM-Ketua TP PKK Provinsi Jambi, Hj. Hesnidar Haris, S.E mendukung sepenuhnya penyelenggraaan webinar internasional tentang perlindungan anak di era digitalisasi. Salah satu wujud dukungan atas terselengaranya kegiatan ini dengan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan di salah satu ruangan di rumah dinas Gubernur Jambi.
Webinar ini diselenggarakan oleh Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga MUI Provinsi Jambi, bertempat di rumah dinas Gubernur Jambi, Rabu (28/7). Webinar secara resmi dibuka oleh Hj.Hesnidar, Haris, S.E ini menghadirkan antara lain Dr. Siti Marpuah, M.Ed, dari Pusat Pengajian Umum dan Kerukunan UTHM Malaysia, Dr. Hj. Siti Ma’rifah, M.M.,M.H., Ketua Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga MUI Jakarta, dan Dr. Illiyanti, M.Ag dari Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga MUI Provinsi Jambi.
“Saya menilai bahwa webinar ini dengan tema perlindungan anak di era digitalisasi ini sangat penting. Masalah anak bukan hanya masalah bagi orang tua tetapi merupakan masalah bersama sebab kita hari ini berhadapan dengan generasi Z yang mana anak-anak sudah berada di era digital, bahkan sebelum mereka lahir,” ungkap Hj. Hesnidar.
Menurutnya, perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini perlu kita sikapi dengan benar. “Teknologi ini seperti mata pisau bahwa pisau yang tajam bisa digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat tetapi jika digunakan untuk keperluan yang sebaliknya tentu hal ini sangat merugikan,” jelasnya.
Kita melihat bahwa perkembangan teknologi bermanfaat untuk mengembangkan kecerdasan anak-anak bangsa. Misalnya ada anak-anak yang memiiki kemampuan untuk belajar dari menggunakan media teknologi. “Dampak teknologi juga ada negatifnya. Misalnya ada yang kecanduan film Korea sehingga waktu tidur digunakan untuk nonton film Korea yang mengganggu ritme tidur anak. Bahkan paginya kesulitan saat harus pergi ke sekolah saat sebelum pandemi,” ungkapnya.
Selanjutnya Hj. Hesnidar juga mengisahkan beberapa kasus yang menunjukkan dampak negatif perkembangann teknologi terkini pada anak tertentu seperti adanya anak-anak yang mengalami gangguan komunikasi, lambat perkembaangan kemampuan berbicara karena sejak kecil terlalu lama bermain handphone. “Yang lebih miris lagi bahwa permasalahan ini bukan hanya pada anak tetapi juga orang tua. Contohnya kaum ibu membagikan sesuatu tanpa cek dan ricek tanpa mengetahui dari mana sumbernya, dan tidak berusaha mempelajari kebenarannya. Jadi masalah ini tidak saja menjadi masalah anak tetapi masalah pada orangtuanya,” ungkapnya.
Hj. Hesnidar juga mengingatkan bahwa anak-anak adalah generasi penerus harapan bangsa yang seharusnya dibekali dengan aneka kecerdasan untuk masa depannya. “Kecerdasan ini tidak hanya intelektual dan emosional tetapi juga spiritual. Kita bersama-sama mengedukasi masyarakat untuk menggunakan internet dengan baik dan benar. Jika kita cerdas secara spiritual maka intelektual dan emosional akan mudah diasah,’’ jelasnya.
Discussion about this post