“Namun demikian, munculnya varian Omicron perlu diwaspadai, meski virulensi Omicron lebih rendah. Selain itu, perlu dicermati percepatan normalisasi kebijakan moneter AS dan beberapa negara utama seiring peningkatan tekanan inflasi serta indikasi perlambatan perekonomian Tiongkok,” dikutip di infografis OJK yang dirilis humas OJK provinsi Jambi, Jumat (31/12/2021).
Dalam infograf dalam indikator perekonomian domestik menunjukkan perbaikan seperti PMI Manufaktur, Indeks Keyakinan Konsumen, penjualan kendaraan, dan lowongan pekerjaan.
Sektor eksternal membaik ditunjukkan surplus neraca perdagangan dan peningkatan cadangan devisa.
Hal ini diperkirakan dapat menyediakan buffer untuk meredam dampak normalisasi kebijakan moneter bank sentral utama khususnya The Fed.
“OJK secara konsisten melakukan asesmen perekonomian dan sektor jasa keuangan bersama dengan Pemerintah dan otoritas terkait dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong momentum akselerasi pemulihan ekonomi nasional,” tulis OJK.
Kredit perbankan tumbuh sebesar 4,8 persen (yoy). Pada bulan September 2021 kredit perbankan sebesar Rp 5.652,8 triliun, Oktober sebesar Rp 5.657,6 triliun dan bulan November 2021 sebesar Rp 5.710,1 triliun.
Pertumbuhan signifikan juga terlihat pada data dana pihak ketiga yang naik sebesar 10, 48 (yoy). Pada bulan September 2021 terkumpul dana pihak ketiga sebesar Rp 7.162,3 triliun, bulan Oktober sebesar Rp 7.245 triliun dan November 2021 sebesar Rp 7.330 triliun.
Penghimpunan dana di pasar modal juga tumbuh pesat di mana pada bulan Oktober 2021 tercatat sebesar Rp 274, 32 triliun, November sebesar Rp 333,601 triliun dan Desember sebesar Rp 358,4 triliun.
Sementara, untuk penghimpunan premi asuransi jiwa tumbuh sebesar 6,6 persen (yoy), dimana pada bulan September 2021 tercatat Rp 15,1 triliun, Oktober sebesar Rp 14,1 triliun dan November sebesar Rp 16,3 triliun.
Untuk premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh 5,8% (yoy), dimana pada bulan September 2021 tercatat Rp 7,1 triliun, Oktober Rp 8,9 triliun dan November Rp 9, 8 triliun.
Jika diklasifikasi, pertumbuhan kredit berdasarkan sektor transportasi naik sebesar 12,95 persen, pertanian 7,37 persen, pertambangan 16,31 persen dan rumah tangga 4,76 persen.
Fungsi intermediasi perbankan November 2021 kembali mencatatkan tren peningkatan dengan kredit tubuh positif secara sektoral mayoritas sektor utama kredit mencatatkan kenaikan dengan kenaikan terbesar pada sektor pengolahan dan rumah tangga masing-masing sebesar 24,9 triliun dan 9,1 triliun.
Kredit perbankan tumbuh positif di dorong pertumbuhan kredit 5,47% (yoy), konsumsi investasi 4,43% (yoy) dan modal kerja 4,15% (yoy).
kenaikan kredit juga ditopang kredit Bank BUMN dan DPD yang masing-masing tumbuh 8,35% (yoy) dan 5,30% (yoy). Secara tahunan pertumbuhan kredit di sektor transportasi pertanian rumah tangga dan pertambangan tumbuh positif. Pertumbuhan dana pihak ketiga tercatat tumbuh positif di dorong pertumbuhan giro dan tabungan di mana pertumbuhan dana pihak ketiga ini terpantau positif di seluruh kategori bank.
Transmisi penurunan suku bunga dari suku bunga PUAB ke suku bunga deposito dan kemudian ke suku bunga kredit terus berjalan. Suku bunga kredit per November 2021 tercatat masih dalam tahun menurun begitupun SBDK yang menurun.
“Profil risiko lembaga jasa keuangan pada November 2021 terjaga pada level yang terkendali. Likuiditas dan permodalan perbankan berada pada level yang memadai. Alat likuid yang dimiliki perbankan terus mengalami peningkatan yang ditandai dengan pertumbuhan DPK.”
“Rasio solvabilitas sektor jasa keuangan cukup solid. CAR perbankan, gearing ratio perusahaan pembiayaan dan RBC asuransi terjaga di atas threshold,” tutup pihak OJK
Discussion about this post