SUARAJAMBI.COM– Era Digitalisasi saat ini sudah merambah dibelahan dunia, sehingga dengan perihal itu membuat manusia semakin mudah melakukan komunikasi satu sama lain bahkan mempermudah orang untuk mengetahui perkembagan jaman.
Didesa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam diketahui merupakan kawasan Suku Anak dalam terbanyak di Kabupaten Sarolangun, sehingga Didaerah itu ada sekolah suku anak dalam, terbukti belasan suku anak dalam yang sedang menimpa ilmu pendidikan itu dilatih untuk memahami teknologi informasi dan komunikasi.
Wakil Bupati (Wabub) Sarolangun, Hillalatil Badri mengatakan, pembukaan kegiatan pelatihan digitalisasi bagi anak rimba itu didukung oleh Kementerian Kominfo RI.
“Kami pemerintah daerah berterimakasih kepada Kementerian Kominfo yang telah memilih Sarolangun sebagai Mega proyek awal di Provinsi Jambi untuk melaksanakan kegiatan pelatihan digitalisasi,” katanya, Selasa (22/3).
Hillal mengungkapkan, moga program dijalani ini dapat berkelanjutan dan kedepan pemerintah pusat kembali membantu penguatan jaringan untuk mempermudah anak-anak warga air hitam mengakses internet.
“Akses digitalisasi dalam artian tower kita hari ini masih kurangan, karena dibeberapa tempat tidak memiliki sinyal ditambah Covid-19 mewajibkan anak-anak belajar daring,” ujarnya.
Menurut Hillal, daerahnya kini masih memiliki 14 Desa yang belum terjamah sinyal dan jaringan. Ia berharap melalui Kementerian Kominfo itu dapat membantu masyarakat mewujudkan hal tersebut.
Selain itu, Sekretaris Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo RI Haryati menjelaskan, pihaknya dalam beberapa tahun terus membangun infrastruktur dalam mengakses internet diseluruh Indonesian.
Dikatakan Haryati, dengan program pengenalan digitalisasi, warga rimba diharapkan terinspirasi mengenal bagaimana cara menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet tersebut.
“Ini ada yang kita lakukan secara tatap muka dan seperti saat ini dilakukan, kami juga memfasilitasi komputer ataupun laptop yang kini digunakan untuk sarana pelatihan,” jelasnya.
Direktur Politeknik Jambi Hilda menambahkan, selain pengenalan, juga memancing kebiasaan anak rimba dalam menggunakan digital saat proses pembelajaran.
Hilda membeberkan, pihaknya juga memantau proses pembelajaran dan pembuatan media sosial bagi anak rimba agar mereka dikenal di seluruh dunia.
“Metode yang kita gunakan tentu berbeda dengan anak-anak lainnya, yang jelas pengenalan dulu nanti baru masuk ke dunia ilmu komputernya,” pungkasnya.(Ajk)
Discussion about this post