SUARAJAMBI.COM – Ratusan Umat Katolik Paroki Santa Theresia Jambi memadati halaman Gereja Santa Maria Ratu Rosario, Selincah untuk mengikuti jalan salib hidup kisah sengsara Yesus, pada hari jumad Agung, Jumad, (29/03/2024) pagi.
Jalan salib hidup atau tablo kisah Sengsara Yesus, yang dipersembahkan oleh Orang Muda Katolik ( OMK) Gereja Santa Maria Ratu Rosario.
Tampak puluhan orang berdiri lalu mengarahkan kamera ponsel dan merekam adegan. Dalam penampilannya OMK Santa Maria Ratu Rosario (SMRR) sangat memukau ratusan umat yang hadir di pelataran Gereja Katolik SMRR Selincah, Kota Jambi.
Di panggung berlatar kain hitam sekira 30 meter, kisah Yesus wafat di kayu salib divisualisasikan oleh 40 orang muda katolik (OMK) paroki itu dalam durasi sekira 90 menit. Sementara di depan panggung, ratusan orang dari anak-anak hingga dewasa duduk menyaksikan.
“Semua kita persiapkan, dari panggung, naskah, penghayatan, properti hingga kostum, untuk mendukung kisah yang terjadi saat Jumat Agung,” tutur Ronal Simamora, sutradara yang juga pengarah visualisasi.
Kisah tersebut terjadi sekira 2.000 tahun lalu, saat wilayah Yerusalem dalam pendudukan Kekaisaran Romawi. “Kisah ini bisa juga sebagai gambaran bagaimana penderitaan Yesus, bagaimana situasi kala itu, bagaimana para Imam Agung memberi kesaksian, dan bagaimana pejabat Romawi bersama tentaranya,” tutur Ronal.
Adegan demi adegan ditampilkakan. Dari saat Yesus bersama muridnya, Yesus diadili hingga dihadapkanKe Pontius Pilatus yang merupakan wali negeri kala itu, hingga perjalana penderitaan saat menuju Bukit Golgota, tempat Yesus wafat.
“Puncaknya, sebuah salib kayu dipasang di stage. Di situlah Yesus menundukkan kepala, Jumat sekitar pukul tiga sore,” ujar Ronal.
Umat menangis
Seluruh penampil berhasil menyuguhkan visualisasi yang apik. Sosok Yesus diperankan Leonardo Miliano dan sosok Maria diperankan Laurencia Theodora Evangelista.
Menariknya, saat adegan Yesus memanggul salib lalu dipukul, ditendang dan dianiaya prajurit Romawi, suasa isak tangis terdengar.
Terlihat beberapa penonton menangis, mengusap air mata saat menyaksikannya.
Begitu juga detik-detik Yesus disalib, suasana seketika sunyi. Para penonton terdiam.
Helm Galea Tablo kemarin disajikan secara apik. Ronal mengatakan, selain latihan matang, kostum pun dipersiapkan cukup matang. Seperti jubah lelaki dan pakaian perempuan zaman dahulu, kayu salib, pedang dan tombak.
“Bahkan helm Galea, helm dengan hiasan bulu di atasnya yang biasa digunakan tentara Romawi pun digunakan,” lanjutnya.
Selain itu, visualisasi kisah sengsara Yesus Kristus itu juga didukung sound system dan sound effect untuk mendukung setting suasana.
Tablo kisah sengasara Yesus divisualisasikan saat Jumat Agung.
Siang atau sore harinya, umat Katolik mengikuti ibadat Jumat Agung di gereja. Begitu juga esok harinya, saat memperingati Sabtu Suci.
Dalam tradisi Katolik, rangkaian hari Kamis Putih, Jumat Agung dan Sabtu Suci disebut dengan Tri Hari Suci. Selama waktu itu, umat mengikuti misa-ibadat di gereja, sebelum pada Minggunya merayakan Paskah.
Discussion about this post